Ad Under Header

Strategi Trading: Scalping Trading Saham

Pada saat IHSG turun tajam, mayoritas saham umumnya ikut mengalami penurunan. Jadi kalau anda biasanya trading dengan membeli saham-saham yang likuid, beli saham yang memiliki pola2 teknikal bagus, maka saham2 seperti itu biasanya akan cenderung koreksi ketika IHSG turun tajam. 

Tetapi ketika IHSG strong bearish, tetap saja ada saham2 yang harganya naik kencang. Saham-saham yang harganya tetap mudah naik saat IHSG turun adalah saham gorengan (saham lapis tiga). 

Hal ini karena saham gorengan memiliki pergerakan harga yang sama sekali tidak mengikuti arah IHSG (biasanya berlawanan dengan IHSG). Beberapa ciri-ciri saham gorengan: 

- Sahamnya tidak likuid
- Pola grafik saham tidak beraturan
- Bid-offer sangat tipis (sedikit peminat)
- Harga sahamnya mudah naik-turun dalam waktu singkat 

Contoh-contoh saham gorengan bisa anda lihat disini: Daftar dan Contoh Saham Gorengan. Karena saham gorengan tidak likuid, maka naik turunnya saham gorengan lebih mudah diatur oleh bandar saham, sehingga pergerakan saham gorengan seringkali tidak searah dengan IHSG.

Untuk melihat saham2 gorengan yang naik puluhan persen di hari itu, anda bisa perhatikan saham2 yang sedang masuk dalam top gainer. Contohnya seperti berikut ini: 

Scalping trading saham
Perhatikan saham2 diatas, seperti saham YPAS yang naik 33,58%. Saham KPAL naik 30%. Saham MTSM naik 29,41% dan masih banyak lainnya. Padahal saat itu IHSG sedang turun -1,58%. 

Saham-saham seperti inilah yang bisa diterapkan untuk scalping trading (trading menitan) / trading cepat untuk meraup profit jangka pendek di saat IHSG sedang turun tajam.  

Scalping trading merupakan strategi trading dengan memilih saham-saham gorengan yang punya potensi naik cepat dalam hitungan menitan. Scalping trading berarti anda membeli dan menjual saham dalam waktu yang sangat singkat (menitan). 

Cara menerapkan scalping trading dan memilih saham2 untuk trading menitan sudah pernah kita bahas bersama strategi2nya disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading.  

Dengan scalping trading, anda tetap bisa mencari saham2 yang berpeluang naik di saat IHSG sedang turun tajam.. 

Tapi.... Scalping trading itu juga ada risikonya. Apa itu risikonya? Mari kita bahas. 

RISIKO SCALPING TRADING 

Karena scalping trading mencari saham2 lapis tiga alias saham gorengan, maka tentu saja risiko fluktuatif saham akan semakin besar. Dengan membeli saham gorengan, berarti anda otomatis membeli saham2 yang tidak likuid. 

Walaupun tetap ada analisa dan pola2 untuk melihat saham gorengan, tapi harus saya akui, tetap saja risiko trading di saham gorengan lebih tinggi dibandingkan membeli saham2 yang likuid. Pelajari juga: Cara Menemukan Saham Naik 5-10% Sehari. 

Oleh karena itu, scalping trading cocok diterapkan untuk anda yang memang ingin mempelajari strategi scalping, dan trader yang memang punya tipikal trading cepat.  

Di satu sisi, saya juga selalu menyarankan pada anda (khususnya yang ingin scalping), agar anda membeli saham lapis tiga DENGAN MODAL KECIL (MAKSIMAL 10% DARI MODAL ANDA). Semakin besar modal yang anda gunakan, anda juga akan menghadapi risiko psikologis yang besar. 

Anda juga harus jauh lebih DISIPLIN untuk menetapkan target take profit. Kalau saham anda sudah naik menyentuh target, sebaiknya anda segera take profit, jangan berharap saham anda terus naik demi mendapatkan profit besar, karena saham gorengan harganya sangat mudah turun dalam waktu singkat. 

Dan jangan gegabah dalam memilih saham untuk scalping. Jangan membeli saham lapis tiga hanya karena anda ingin tetap dapat untung di saat market sedang turun. Tetap gunakan strategi dan analisa. 

Sebagus apapun saham-saham gorengan, dan sebanyak apapun kenaikan sahamnya, saham gorengan tetaplah saham yang berisiko, dan bisa membuat trader menjadi rakus (terutama kalau saham yang dibeli sudah naik dengan cepat). Jadi anda harus mengelola psikologis, mengelola modal dengan baik dan disiplin trading. 

Sedangkan untuk anda yang bukan tipikal scalper, maka anda tidak perlu memaksakan trading dan mencari saham yang bisa naik cepat saat market sedang bearish. 

Akan lebih baik jika anda menahan diri untuk tidak trading (wait and see), daripada anda memaksakan beli saham, namun saham anda malah turun terus. Lebih baik memiliki full cash yang siap dibelanjakan saham ketika market sudah mulai pulih. 
Top ad
Middle Ad 1
Parallax Ad
Middle Ad 2
Bottom Ad
Link copied to clipboard.