Analisis Saham: Membaca Pergerakan Saham
Mempelajari pergerakan harga saham sangat penting untuk anda pahami. Sebagai trader jangka pendek maupun investor jangka panjang, pergerakan harga saham dapat menentukan reaksi anda untuk langkah trading / investasi selanjutnya.
Pergerakan harga saham yang saya maksud di pos ini adalah: Pergerakan IHSG. Yup, kita semua tahu bahwa pergerakan IHSG ini sangat menentukan reaksi pasar, reaksi anda juga.
Kalau IHSG anjlok, banyak yang panic selling, takut, pesimis. Kalau IHSG sedang bagus, banyak yang optimis, euforia, beli saham lebih banyak.
Jadi anda harus bisa membaca pergerakan harga saham dan lebih dalam lagi: Memahaminya. Kalau anda tidak memahami pergerakan harga saham (IHSG), anda bisa terbawa reaksi market yang salah (panic selling).
Di web Saham Gain ini, saya juga sudah sering menuliskan pentingnya memhami IHSG. Termasuk strategi2 menghadapi IHSG, market bearish seperti yang pernah saya update disini: EBOOK NEW EDITION - Strategi Menghadapi Pasar Saham Strong Bearish.
Pergerakan IHSG bisa dianalogikan dengan "bola basket yang dilempar dari ketinggian tertentu". Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan gambar berikut ini:
Coba anda lempar bola basket katakanlah dari ketinggian 5 meter. Setelah bola jatuh, bola tersebut pasti akan memantul kembali. Analogi kedua, sekarang coba anda lempar bola basket dari tempat yang lebih tinggi, yaitu dari ketinggian 10 meter.
Baik anda melempar bola dari ketinggian 5 maupun 10 meter, bola tersebut pasti akan memantul lagi. Tetapi kekuatan pantulannya akan berbeda. Bola yang dilempar adri ketinggian 10 meter akan memberikan pantulan bola basket yang jauh lebih tinggi dibandingkan bola yang dilempar dari ketinggian 5 meter.
Untuk memudahkannya, perhatikan dua gambar diatas. Gambar pertama, bola basket dilempar dengan ketinggian rendah. Dan gambar kedua, bola basket dilempar dari tempat yang lebih tinggi. Bola basket yang kedua (dilempar dari ketinggian yang lebih tinggi), akan menghasilkan pantulan yang lebih besar daripada yang pertama.
Nah, analogi ini sama seperti pergerakan harga saham (IHSG). Semakin dalam IHSG turun, maka ketika IHSG, pasar saham pulih, IHSG akan naik (memantul) semakin tinggi, semakin cepat.
Sebaliknya, kalau IHSG turunnya hanya sedikit, maka kenaikan atau reboundnya pun tidak akan setinggi saat IHSG turun banyak.
Apa buktinya?
Kita sudah beberapa kali menghadapi IHSG turun tajam, bahkan crash market, yaitu pada tahun 1998, 2008 dan 2015 (bukan crash market). Namun ketika market pulih, kenaikan IHSG benar-benar fantastis, banyak saham bagus yang naik puluhan-ratusan persen dalam waktu beberapa bulan.
Bahkan setelah kejadian2 tersebut, IHSG selalu berhasil membentuk all time high. Contohnya seperti tahun 2015, di mana setelah IHSG turun sekitar 24% selama 6-7 bulan, IHSG dalam 2-3 tahun setelahnya, membentuk all time high diatas 6.500.
Konsep ini juga berlaku sebaliknya, saat IHSG naik. Kalau IHSG sudah naik sangat tinggi (overvalued), dan IHSG sudah mulai stagnan, saat-saat itulah anda harus mulai waspada dan kurangi beli saham.
Semakin tinggi IHSG naik, jatuhnya juga semakin tajam. Yup, konsep ini berlaku sama seperti analogi gambar diatas tadi, namun sebaliknya.
Ini sebenarnya adalah konsep pergerakan harga saham yang sangat dasar, namun banyak yang tidak menyadarinya. Hal ini karena banyak trader saham yang pesimis, bahkan menebar fear di saat-saat IHSG sedang jatuh.
Trader-trader banyak yang terbawa 'arus' panic dan ketakutan di market. Sehingga, justru ketika peluang datang, trader / investor tidak bisa melihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk meraih profit yang sangat besar.
Jadi dengan memahami konsep pergerakan harga saham ini, diharapkan kita semua bisa melihat peluang-peluang yang ada di market, termasuk menjadi trader yang lebih waspada. Artinya, kita bisa menjadi lebih peka terhadap kondisi pasar saham.
Tentu saja, untuk membaca market yang berpotensi jatuh, atau market yang sudah overvalued, anda harus menganalisis, baik dengan pendekatan analisa fundamental maupun analisa market.
Tapi tentu itu semua bisa anda lakukan kalau anda sering praktik trading, menganalisa market, dan belajar saham secar otodidak. Sebagai pemain saham, itu adalah tugas kita. Pelajari juga: Belajar Saham Analisis Teknikal dan Belajar Saham Analisis Fundamental.
Pergerakan harga saham yang saya maksud di pos ini adalah: Pergerakan IHSG. Yup, kita semua tahu bahwa pergerakan IHSG ini sangat menentukan reaksi pasar, reaksi anda juga.
Kalau IHSG anjlok, banyak yang panic selling, takut, pesimis. Kalau IHSG sedang bagus, banyak yang optimis, euforia, beli saham lebih banyak.
Jadi anda harus bisa membaca pergerakan harga saham dan lebih dalam lagi: Memahaminya. Kalau anda tidak memahami pergerakan harga saham (IHSG), anda bisa terbawa reaksi market yang salah (panic selling).
Di web Saham Gain ini, saya juga sudah sering menuliskan pentingnya memhami IHSG. Termasuk strategi2 menghadapi IHSG, market bearish seperti yang pernah saya update disini: EBOOK NEW EDITION - Strategi Menghadapi Pasar Saham Strong Bearish.
Pergerakan IHSG bisa dianalogikan dengan "bola basket yang dilempar dari ketinggian tertentu". Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan gambar berikut ini:
Analogi pergerakan harga saham |
Baik anda melempar bola dari ketinggian 5 maupun 10 meter, bola tersebut pasti akan memantul lagi. Tetapi kekuatan pantulannya akan berbeda. Bola yang dilempar adri ketinggian 10 meter akan memberikan pantulan bola basket yang jauh lebih tinggi dibandingkan bola yang dilempar dari ketinggian 5 meter.
Untuk memudahkannya, perhatikan dua gambar diatas. Gambar pertama, bola basket dilempar dengan ketinggian rendah. Dan gambar kedua, bola basket dilempar dari tempat yang lebih tinggi. Bola basket yang kedua (dilempar dari ketinggian yang lebih tinggi), akan menghasilkan pantulan yang lebih besar daripada yang pertama.
Nah, analogi ini sama seperti pergerakan harga saham (IHSG). Semakin dalam IHSG turun, maka ketika IHSG, pasar saham pulih, IHSG akan naik (memantul) semakin tinggi, semakin cepat.
Sebaliknya, kalau IHSG turunnya hanya sedikit, maka kenaikan atau reboundnya pun tidak akan setinggi saat IHSG turun banyak.
Apa buktinya?
Kita sudah beberapa kali menghadapi IHSG turun tajam, bahkan crash market, yaitu pada tahun 1998, 2008 dan 2015 (bukan crash market). Namun ketika market pulih, kenaikan IHSG benar-benar fantastis, banyak saham bagus yang naik puluhan-ratusan persen dalam waktu beberapa bulan.
Bahkan setelah kejadian2 tersebut, IHSG selalu berhasil membentuk all time high. Contohnya seperti tahun 2015, di mana setelah IHSG turun sekitar 24% selama 6-7 bulan, IHSG dalam 2-3 tahun setelahnya, membentuk all time high diatas 6.500.
Konsep ini juga berlaku sebaliknya, saat IHSG naik. Kalau IHSG sudah naik sangat tinggi (overvalued), dan IHSG sudah mulai stagnan, saat-saat itulah anda harus mulai waspada dan kurangi beli saham.
Semakin tinggi IHSG naik, jatuhnya juga semakin tajam. Yup, konsep ini berlaku sama seperti analogi gambar diatas tadi, namun sebaliknya.
Ini sebenarnya adalah konsep pergerakan harga saham yang sangat dasar, namun banyak yang tidak menyadarinya. Hal ini karena banyak trader saham yang pesimis, bahkan menebar fear di saat-saat IHSG sedang jatuh.
Trader-trader banyak yang terbawa 'arus' panic dan ketakutan di market. Sehingga, justru ketika peluang datang, trader / investor tidak bisa melihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk meraih profit yang sangat besar.
Jadi dengan memahami konsep pergerakan harga saham ini, diharapkan kita semua bisa melihat peluang-peluang yang ada di market, termasuk menjadi trader yang lebih waspada. Artinya, kita bisa menjadi lebih peka terhadap kondisi pasar saham.
Tentu saja, untuk membaca market yang berpotensi jatuh, atau market yang sudah overvalued, anda harus menganalisis, baik dengan pendekatan analisa fundamental maupun analisa market.
Tapi tentu itu semua bisa anda lakukan kalau anda sering praktik trading, menganalisa market, dan belajar saham secar otodidak. Sebagai pemain saham, itu adalah tugas kita. Pelajari juga: Belajar Saham Analisis Teknikal dan Belajar Saham Analisis Fundamental.
Tags:
Ulasan Saham